Hari ini... Tiga pekan yang lalu... Gempa bumi mengguncang wilayah Sumatera Barat. Getarannya pun dapat dirasakan di Singapura... Maka dapat dibayangkan seperti apa kekuatannya, serta seperti apa dampak yang ditimbulkannya. Jelasnya, setelah beberapa jam terjadinya gempa bumi ini, berita di televisi adalah Breaking News yang menginformasikan tentang gempa ini.. Magnitude gempa ini adalah 7,6 Skala Richter versi BMKG dan 8,1 Skala Richter versi USGS (BMKG punya Amerika Serikat). Hari berikutnya, sebagian besar Breaking News di beberapa stasiun televisi mengumandangkan alunan Saluang Parasaian dan Bansi Palayaran yang menunjukkan betapa dahsyatnya akibat gempa ini, berdasarkan data Satkorlak jumlah korban mencapai 1117 korban jiwa yang meninggal karena tertimpa material bangunan yang runtuh serta tertimbun tanah perbukitan yang longsor. Dahsyat, benar-benar dahsyat serta menimbulkan kesedihn serta penderitaan yng masif bgi mereka yang merasakan, terutama yang kehilangan anggota keluarga, kehilangan anggota tubuh, harta benda, mata pencaharian dan banyak hal lainnya..
Kampuang ini telah sontak "runtuah" untuk beberapa bahagiannya, telah tiga minggu berlalu, hingga saat ini masih terus diberlakukan masa tanggap darurat hingga beberapa waktu yang belum ditentukan. Mungkin kita yang turut merasakan penderitan mereka yang tertimpa musibah serta ujian ini tidak hanya sekedar ikut merasakan penderitaan mereka. Lebih dari itu, marilah kita mencoba memposisikan diri sebagai bagian dari keluarga mereka untuk lebih mendekatkan hati kita serta berempati terhadap mereka. Agar apa yang sudah diakibatkan oleh gempa yang membuat runtuah ini tidak semakin meruntuhkan semua harapan-harapan mereka yang sudah mereka bangun sebelum terjadinya gempa ini. Bantu mereka dengan menyisihkan sebagian harta, tenaga, doa atau dengan upaya apapun yang kita bisa selama itu bisa membangun kembali harapan mereka yang retak serta mengembalikan keceriaan mereka seperti sebelumnya dalam merajut masa depan mereka agar tidak berlarut dalam sedih, tangis, harap-harap cemas serta kekhawatiran...
Semoga sebagian Kampuang Nan -Runtuah Di Muko- Mato ini dapat kembali dibangun, dipulihkan dan tidak lagi merepresentasikan alunan Saluang Parasaian dan Bansi Palayaran yang menyayat hati....
Minangkabau Bangkit...
Kampuang ini telah sontak "runtuah" untuk beberapa bahagiannya, telah tiga minggu berlalu, hingga saat ini masih terus diberlakukan masa tanggap darurat hingga beberapa waktu yang belum ditentukan. Mungkin kita yang turut merasakan penderitan mereka yang tertimpa musibah serta ujian ini tidak hanya sekedar ikut merasakan penderitaan mereka. Lebih dari itu, marilah kita mencoba memposisikan diri sebagai bagian dari keluarga mereka untuk lebih mendekatkan hati kita serta berempati terhadap mereka. Agar apa yang sudah diakibatkan oleh gempa yang membuat runtuah ini tidak semakin meruntuhkan semua harapan-harapan mereka yang sudah mereka bangun sebelum terjadinya gempa ini. Bantu mereka dengan menyisihkan sebagian harta, tenaga, doa atau dengan upaya apapun yang kita bisa selama itu bisa membangun kembali harapan mereka yang retak serta mengembalikan keceriaan mereka seperti sebelumnya dalam merajut masa depan mereka agar tidak berlarut dalam sedih, tangis, harap-harap cemas serta kekhawatiran...
Semoga sebagian Kampuang Nan -Runtuah Di Muko- Mato ini dapat kembali dibangun, dipulihkan dan tidak lagi merepresentasikan alunan Saluang Parasaian dan Bansi Palayaran yang menyayat hati....
Minangkabau Bangkit...