Teman...
Kuda Tua ini yang menemaniku selama aku pulang kampung setelah setengah tahun lebih... Kuda Tua buatan tahun 1981 silinder 100cc warna merah nomor rangka RR084***** dan nomor mesin *****. Kuda Tua ini yang selalu ku tunggangi untuk mengarungi sekeliling Bukittinggi untuk berbagai keperluan baik yang mendesak maupun untuk sekedar menikmati angin sore di kaki Gunung Marapi, gunung tertinggi di Sumatera Barat dengan Puncak Garuda dan Puncak Merpati yang bertengger di atasnya serta sebuah Tugu Abel Tasman, untuk mengenang seorang pria yang sudah dianggap pahlawan bagi para pendaki karena aksi penyelamatannya yang heroik terhadap seorang perempuan yang hampir terkena lontaran batu ketika gunung tersebut aktif hingga akhirnya mengorbankan nyawanya sendiri.
Begitu cerita yang ku dengar ketika berdiri di dekat tugu tersebut bersama teman-teman sekolahku yang ikut misi pendakian kecil-kecilan dulu... Tapi yang jelas, Kuda Tua ini tak akan mungkin bisa untuk dibawa mendaki gunung ini...
Akan tetapi, kesetiaan Kuda Tua ini dapat dikatakan tiada banding, kenapa? karena dia sudah banyak membantu Bapakku dalam melaksanakan segala macam tugas-tugasnya, baik sebagai kepala keluarga maupun untuk keperluan umum. Demikian juga kesetiaannya kepadaku juga dapat kurasakan tiada banding walaupun aku baru bisa menungganginya ketika sudah kelas 1 Madrasah Aliyah. Mungkin karena badanku termasuk kategori slim, atau juga mungkin juga karena ketakutanku untuk mengimbangi bobotnya yang sebagian besar terdiri dari besi tebal, tidak seperti kuda-kuda muda zaman sekarang yang lebih banyak dipolesi plastik ringan berkualitas tinggi... Tapi jangan salah teman, kualitas Kuda Tua ini di zamannya termasuk tinggi dan sampai sekarang masih jadi perhatian kerena kualitasnya dari segi jarangnya dia terlihat di jalanan.. Dengan kata lain, untuk ukuran sekarang sudah memasuki kategori Kuda Antik.. Selain itu juga terlihat uzur... Cuma terlihat, karena berkat perawatan yang kontinyu seperti kata iklan-iklan di tipi-tipi, Kuda Tua ini tetap kencang larinya bahkan sanggup menandingi lari kuda-kuda muda zaman sekarang..
Ada sebuah kejadian yang sangat menarik dengan Kuda Tua ini, beberapa tahun yang lalu, adikku yang bungsu pergi dengan Kuda Tua ini pada suatu malam untuk keperluan tugas sekolahnya melewati jalan raya Trans Sumatra Bukittinggi-Pekanbaru. Di persimpangan RuTan di dekat ibukota kecamatan, tampak sekelompok Carabineer yang sedang melakukan patroli jalan raya. Adikku tetap melanjutkan perjalanannya melewati satu tim Carebineer tersebut, ketika sudah dekat, dia memberi kode seolah-olah dia adalah teman dan...lolos sodara-sodara...!!! tidak berapa jauh setelah meninggalkan Carabineer tersebut, adikku menggenjot lari Kuda Tua tersebut sehingga mengundang kecurigaan, serta merta mereka mengejar adikku dengan menunggangi dua Kuda Patroli.. Kuda Tua ternyata sanggup melesat meninggalkan mereka dan adikku menemukan sebuah tempat persembunyian yang aman, sebuah bengkel usaha furniture di sebuah persimpangan. Dia bersembunyi di balik papan-papan lebar yang ada di sana sampai dua Kuda Patroli Carabineer tersebut berlalu. itu salah satu bentuk ketangguhan yang lain dari Kuda Tua ini.
Teman..Kuda Tua itu adalah sebuah motor Honda CB100 buatan 1981...
Kuda Tua ini yang menemaniku selama aku pulang kampung setelah setengah tahun lebih... Kuda Tua buatan tahun 1981 silinder 100cc warna merah nomor rangka RR084***** dan nomor mesin *****. Kuda Tua ini yang selalu ku tunggangi untuk mengarungi sekeliling Bukittinggi untuk berbagai keperluan baik yang mendesak maupun untuk sekedar menikmati angin sore di kaki Gunung Marapi, gunung tertinggi di Sumatera Barat dengan Puncak Garuda dan Puncak Merpati yang bertengger di atasnya serta sebuah Tugu Abel Tasman, untuk mengenang seorang pria yang sudah dianggap pahlawan bagi para pendaki karena aksi penyelamatannya yang heroik terhadap seorang perempuan yang hampir terkena lontaran batu ketika gunung tersebut aktif hingga akhirnya mengorbankan nyawanya sendiri.
Begitu cerita yang ku dengar ketika berdiri di dekat tugu tersebut bersama teman-teman sekolahku yang ikut misi pendakian kecil-kecilan dulu... Tapi yang jelas, Kuda Tua ini tak akan mungkin bisa untuk dibawa mendaki gunung ini...
Akan tetapi, kesetiaan Kuda Tua ini dapat dikatakan tiada banding, kenapa? karena dia sudah banyak membantu Bapakku dalam melaksanakan segala macam tugas-tugasnya, baik sebagai kepala keluarga maupun untuk keperluan umum. Demikian juga kesetiaannya kepadaku juga dapat kurasakan tiada banding walaupun aku baru bisa menungganginya ketika sudah kelas 1 Madrasah Aliyah. Mungkin karena badanku termasuk kategori slim, atau juga mungkin juga karena ketakutanku untuk mengimbangi bobotnya yang sebagian besar terdiri dari besi tebal, tidak seperti kuda-kuda muda zaman sekarang yang lebih banyak dipolesi plastik ringan berkualitas tinggi... Tapi jangan salah teman, kualitas Kuda Tua ini di zamannya termasuk tinggi dan sampai sekarang masih jadi perhatian kerena kualitasnya dari segi jarangnya dia terlihat di jalanan.. Dengan kata lain, untuk ukuran sekarang sudah memasuki kategori Kuda Antik.. Selain itu juga terlihat uzur... Cuma terlihat, karena berkat perawatan yang kontinyu seperti kata iklan-iklan di tipi-tipi, Kuda Tua ini tetap kencang larinya bahkan sanggup menandingi lari kuda-kuda muda zaman sekarang..
Ada sebuah kejadian yang sangat menarik dengan Kuda Tua ini, beberapa tahun yang lalu, adikku yang bungsu pergi dengan Kuda Tua ini pada suatu malam untuk keperluan tugas sekolahnya melewati jalan raya Trans Sumatra Bukittinggi-Pekanbaru. Di persimpangan RuTan di dekat ibukota kecamatan, tampak sekelompok Carabineer yang sedang melakukan patroli jalan raya. Adikku tetap melanjutkan perjalanannya melewati satu tim Carebineer tersebut, ketika sudah dekat, dia memberi kode seolah-olah dia adalah teman dan...lolos sodara-sodara...!!! tidak berapa jauh setelah meninggalkan Carabineer tersebut, adikku menggenjot lari Kuda Tua tersebut sehingga mengundang kecurigaan, serta merta mereka mengejar adikku dengan menunggangi dua Kuda Patroli.. Kuda Tua ternyata sanggup melesat meninggalkan mereka dan adikku menemukan sebuah tempat persembunyian yang aman, sebuah bengkel usaha furniture di sebuah persimpangan. Dia bersembunyi di balik papan-papan lebar yang ada di sana sampai dua Kuda Patroli Carabineer tersebut berlalu. itu salah satu bentuk ketangguhan yang lain dari Kuda Tua ini.
Teman..Kuda Tua itu adalah sebuah motor Honda CB100 buatan 1981...