Setelah sekian lama tiada postingan, akhirnya blog ini kembali mengalami update. Harapannya ke depan updetan ga macet lagi... Amiin... Mohon do'a restu dari sesama blogger dimanapun berada...
Nahh..kembali ke judul... Saya ingin berbagi cerita tentang henpon saya yang sudah cukup umur untuk disebut sesepuh dalam dunia perhenponan. Kenapa saya namakan dengan dengan henpon bertuah? Ceritanya begini; henpon ini saya beli menjelang akhir tahun 2004 yang lalu, setelah gencar-gencarnya pemilu di pertengahan tahun itu. Lama juga kan..? hehehe.. mereknya Nokiyem tipe 3350, dengan harga yang cukup menguras budget uang saku dalam sebulan buat saya yang masih kuliah kala itu. Saya tertarik dengan henpon ini karena termasuk barang yang cukup canggih di jamannya, -menurut saya lhoo...- selain itu itung-itung bantu teman yang juga lagi perlu duit. Maka dapatlah oleh saya momentum untuk mendapatkan harga yang rada mirin, walaupun tidak miring-miring banget, -ntar kepleset...-. Benda ini termasuk barang langka di era blekberi maupun i-pon sekarang ini, tapi ada sisi lain yang membuat saya tidak -mungkin bisa juga dikatakan "belum"- berpaling hati kepada henpon lain.
Pertama, ini henpon pertama saya... Yaaa..mirip-mirip cinta pertama yang susah dilupakan laah.. Ihik..ihik...~_~
Kedua, henpon ini termasuk barang tangguh yang tahan banting, sudah beberapa kali jatuh dari atas meja setinggi satu meter lebih tapi tetap selamat sentosa. MERDEKA..!!!^_^v
Ketiga, sudah pernah kecopetan, tapi kembali lagi ke tangan saya. Tanggal kecopetan pun masih saya ingat, 7 Maret 2007. Persis saat pesawat Garuda tergelincir dan terbakar di bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Jamnya mungkin berdekatan dengan saat pesawat naas itu tergelincir, sekitar jam 7 pagi.
Keempat, henpon ini telah menemani saya kemana-mana, dengan kata lain "Tak Henpon Kemana-mana..." sehingga saya merasakan kedekatan batin yang sulit untuk dipisahkan dengan dengan henpon ini hingga saat ini... halahh...
Mau tau wujudnya kayak apa? Nihh.. Di samping, semoga gambarnya enggak BWK...
Kapan saya akan berpaling dan mengganti henpon saya ke model yang lain? Barangkali ketika Henpon Bertuah ini sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya untuk membantu saya serta tidak tersedianya suku cadang yang menunjang "kehidupannya" yang juga menjadi bagian dari hidup saya.
So, pertanyaannya adalah; Sejauh mana kita menghargai apa yang kita miliki? Apalagi terhadap orang-orang yang kita cintai?^_^
Nahh..kembali ke judul... Saya ingin berbagi cerita tentang henpon saya yang sudah cukup umur untuk disebut sesepuh dalam dunia perhenponan. Kenapa saya namakan dengan dengan henpon bertuah? Ceritanya begini; henpon ini saya beli menjelang akhir tahun 2004 yang lalu, setelah gencar-gencarnya pemilu di pertengahan tahun itu. Lama juga kan..? hehehe.. mereknya Nokiyem tipe 3350, dengan harga yang cukup menguras budget uang saku dalam sebulan buat saya yang masih kuliah kala itu. Saya tertarik dengan henpon ini karena termasuk barang yang cukup canggih di jamannya, -menurut saya lhoo...- selain itu itung-itung bantu teman yang juga lagi perlu duit. Maka dapatlah oleh saya momentum untuk mendapatkan harga yang rada mirin, walaupun tidak miring-miring banget, -ntar kepleset...-. Benda ini termasuk barang langka di era blekberi maupun i-pon sekarang ini, tapi ada sisi lain yang membuat saya tidak -mungkin bisa juga dikatakan "belum"- berpaling hati kepada henpon lain.
Pertama, ini henpon pertama saya... Yaaa..mirip-mirip cinta pertama yang susah dilupakan laah.. Ihik..ihik...~_~
Kedua, henpon ini termasuk barang tangguh yang tahan banting, sudah beberapa kali jatuh dari atas meja setinggi satu meter lebih tapi tetap selamat sentosa. MERDEKA..!!!^_^v
Ketiga, sudah pernah kecopetan, tapi kembali lagi ke tangan saya. Tanggal kecopetan pun masih saya ingat, 7 Maret 2007. Persis saat pesawat Garuda tergelincir dan terbakar di bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta. Jamnya mungkin berdekatan dengan saat pesawat naas itu tergelincir, sekitar jam 7 pagi.
Keempat, henpon ini telah menemani saya kemana-mana, dengan kata lain "Tak Henpon Kemana-mana..." sehingga saya merasakan kedekatan batin yang sulit untuk dipisahkan dengan dengan henpon ini hingga saat ini... halahh...
Mau tau wujudnya kayak apa? Nihh.. Di samping, semoga gambarnya enggak BWK...
Kapan saya akan berpaling dan mengganti henpon saya ke model yang lain? Barangkali ketika Henpon Bertuah ini sudah tidak mampu lagi menjalankan tugasnya untuk membantu saya serta tidak tersedianya suku cadang yang menunjang "kehidupannya" yang juga menjadi bagian dari hidup saya.
So, pertanyaannya adalah; Sejauh mana kita menghargai apa yang kita miliki? Apalagi terhadap orang-orang yang kita cintai?^_^